Rabu, 07 Maret 2012

PENGENALAN SISTEM REFRIGERASI

 
       I.            Cara Kerja Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Refrigerant uap jenuh dari suction line dikompresikan oleh kompresor menuju kondensor, dimana dalam proses ini tekana dinaikkan sehingga temperature kondensasinya turun dan cenderung untuk berubah fase menjadi cair. Pada kondensor refrigerant mengalami proses Eksoterm yaitu terjadi pelepasan kalor/panas ke lingkungan sehingga fase refrigerant berubah menjadi fase cair. Refrigerant cair ini kemudian di simpan terlebih dahulu di liquid receiver sebelum di distribusikan ke evaporator, refrigerant akan melalui filter dryer yang berfungsi untuk menyaring kotoran ataupun uap refrigerant yang  masih ikut mengalir. Fase refrigerant akan termonitor memlalui sight glass yang diletakkan setelah filter dryer. Sebelum masuk evaporator, refrigeran cair ini terlebih dahulu melalui ekspansion valve, dimana pada proses ini refrigerant cair jenuh di ekspansikan secara adiabatic, tekanan diturunkan sehingga titik didih juga turun yang akibatnya refrigeran cenderung berubah fase menjadi gas. Pada evaporator terjadi proses endoterm dimana refrigeran menguap denngan menyerap kalor/panas dari lingkungandan refrigerant akan berubah fase dari cair menjadi gas. Refrigeran fase uap ini akan dihisap oleh kompresorkemudian dikompresikan kembali ke kondensor. 


 
       I.            Peralatan Sistem Refrigerasi Uap

1.      Peralatan Utama
Komponen utama terdiri dari :
Kompresor, Kondensor, Ekspanstion Valve, Evaporator, Refrigeran

Kompresor dari segi bentuknya terdiri dari :

a.       Kompresor Hermetic
b.      Kompresor Semi Hermetic
c.       Kompresor Open Type

Kompreor dari segi kerjanya terdiri dari :

a.       Piston/Torak
b.      Rotary Blade
c.       Scroll
d.      Screw
e.       Centrifugal

2.      Peralatan Bantu

a.       Peralatan Bantu Mekanis seperti :
Oil Separator, Liquid Recevier, Suction Accumulator, Filter Dryer, Sight Glass, Solenoid Valve, Evaporator Pressure Regulating Valve, Condensor Automatical Vent Valve, Accumulator, Chek Valve, Pressure Gauge, Flexible Pipe, Stop Valve (in & out evaporator).

b.      Peralatan Bantu Elektrik seperti :
High Pressure switch, Low Pressure Switch, Oil Pressure Swich, Thermostat, Thermostat end Defrost, Timer Defrost, Phase Failure, Over Load Control, CIC/Demand Cooling System.

    II.            Fungsi Peralatan Refrigerasi

        i.            Kompresor
Berfungsi sebagai jantung dari sirkulasi refrigerant/Freon, yang mana akan mengkompresikan refrigeran menuju jalur sirkulasinya.


      ii.            Kondensor
Berfungsi sebagai heat exchanger dalam pelapasan kalor/panas dari refrigerant/Freon ke lingkungan.



    iii.            Ekspansion Valve
Berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigerant dan mengatur jumlah refrigerant yang masuk ke evaporator. Biasanya ekspansion type thermostastic selalu dilengkapi dengan filter penyaring kotoran.



    iv.            Evaporator
Berfungsi sebagai heat exchanger dalam penyerapan kalor/panas dari lingkungan/udara yang akan di dinginkan. Evaporator selalu di dalam cabinet atau cold storage.




      v.            Refrigerant
Berfungsi sebagai media pendingin yang biasa disebut Freon. Media pendingin ini akan menyerap dan melepas kalor melalui  fase yang dilakukan di kondensor dan evaporator.


    vi.            Liquid Receveir
           
Berfungsi untuk menampung refrigeran cair sebelum di distribusikan ke evaporator selain itu juga untuk meyimpanrefrigeran jika system sedang di perbaiki (pump down)



  vii.            Filter Dryer
 
Berfungsi untuk menangkap dan menyaring sisa refrigerant mengalir yang masih berbentuk uap dan juga bisa untuk menangkap sisa kotoran yang terbawa refrigerant


viii.            Sight Glass
   
Berfungsi untuk memonitorbentuk fase refrigerant juga untuk mengetahui level kurang atau tidaknya refrigerant di liquid receiver.


    ix.            Solenoid Valve
Berfungsi untuk menghentikan aliran ke refrigerant jika kompresor off, saat defrost dan saat temperature sudah tercapai untuk mencegah terjadi blocking ice pada evaporator.


      x.            Evaporator Pressure Regulating Valve (EPR/KVP)
Biasanya di papkai  pada system refrigerasi yang memiliki beberapa evaporator dengan temperature yang berbeda. Berfungsi untuk mengatur tekanan sehingga mendapatkan temperature point evaporator sesuai yang di inginkan.


    xi.            Condensor Automatical Vent Valve (CAVV)
Basanya dipakai pada system refrigerasi berkapasitas besar. Berfungsi untuk menjaga agar bila terjadi tekanan berlebihan pada kondensor,valve akan membuka dan membuang sisa kelebihan tekanan.


  xii.            Suction Accumulator
   
Berfungsi untuk mencegah terjadinya liquid back yaitu masuknya refrigerant cair ke kompresor yang pada gilirannya akan merusak kompresor. Liquid back ini di tandai dengan adanya bunga es pada kompresor







xiii.            Oil Separator
Berfungsi untuk menangkap oli yang terbawa refrigeran dan dikembalikan lagi ke kompresor sehingga mengurangi jumlah oli yang ikut bersirkulasi di dalam system


xiv.            Check  Valve
Berfungsi untuk mencegah aliran balik dari tekanan tinggi di kondensor saat kompresor off biasanya digunakan di multi system


  xv.            Pressure Gauge
     
Berfungsi untuk memonitor tekanan suction, discharge dan oli pada system agar di ketahui kestabilansystem saat beekerja.


xvi.            Flexible Pipe
Biasanya di pasang jalur pipa suction dan discharge kompresor. Berfungsi untuk mencegah agar getaran yang timbul dari kompresor bisa di redam dan tidak menjalar melalui pipa refrigerant


xvii.            High Pressure Switch (HP)
Berfungsi untuk mennjaga kompresor dari tekanan discharge yang berlebihan. Apabila tekan discharge melebihi batas maksimal maka HP akan memutuskan arus listrik ke kompresor.


xviii.            Low Pressure Switch (LP)
Berfungsi untuk menjaga  kompresor dari tekanan suction yang terlalu rendah. Apabila tekanan suction turun melebihi batas  minimal maka LP akan memutuskan arus listrik ke kompresor.





xix.            Oil Pressure Switch (OPS)
Berfungsi sebagai control terhadap kualitas dan tekanan oli. Apabila kualitas oli dan jumlah oli berkurang makana tekanan pada tekanan pada pompa oli juga otomatis akan berkurang sehingga OPS akan memutuskan arus listrik ke kompresor.
( catatan : OPS hanya bekerja jika kompresor sodah mendapatkan arus listrik )


  xx.            Thermostat (Th)
Berfungsi untuk mengatur  temperatur sesuai dengan yang di inginkan. Jika temperature sudah tercapai Th biasanya memutuskan arus pada solenoid valve untuk menghentikan aliran refrigerant. Terkadang juga untuk kapasitas kecil thermostat  langsug memutuskan arus kompresor.


xxi.            Thermostat end Defrost
Befungsi untuk agar pada saaat defrost temperature tidak naik terlalu tinggi yang akan merusak produk yang disimpan. Biasanya digunakan untuk loe temperature/frozen.


xxii.            Phase Failure Control
Berfungsi mencegah kerusakan kompresor jika terjadi kerusakan atau hilangnya salah satu phase listrik. Control ini hanya digunakan untuk system kelistrikan 3 phase


xxiii.            Over Load Control
Berfungsi mencegah kerusakan kompresor akibat arus lebih/ kerja kompresor yang berlebihan.


xxiv.            CIC/Demand Cooling System

Berfungsi untuk menjaga temperature kompresor dimana jika temperature tinggi solenoid valve akan membuka dan menyemburkan sebagian refrigerant cair ke suction line dan menyerap panas yang berlebihan. Biasanya digunak untuk kompresor low temperaturdengan refrigerant R22 dan kapasitas 5 HP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar